Categories
Kegiatan

Mengikuti Social Innovation Camp Asia

1489256_234915846669034_388979639_n

Hae, sebelumnya selamat tahun baru. Ndak papa baru ngucapin sekarang kan masih bulan Januari

Kali ini saya ingin terita tentang pengalaman saya mengikuti kegiatan Social Innovation Camp Asia. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari #SICampJKT yang dulu kami ikuti. Awalnya kami tidak menyangka bisa ikut kegiatan keren ini karena di poster tertulis kalau tim yang berangkat SI Camp Asia hanya juara pertama. Ternyata kami salah karena 3 tim terbaik dari Jakarta berhak untuk mewakili Indonesia dan mengikuti SI Camp Asia yang tahun ini diadakan di Singapura.

Persiapan

Setelah pengumuman di Jakarta, kami (tim Aidnesia) berembug untuk persiapan keberangkatan. Kali ini kami ingin mempersiapkan segala sesuatunya agar lebih matang sehingga ndak keteteran lagi seperti di Jakarta. Dengan menambah 3 anggota tim, yaitu Banu, Rio dan Nova kami semakin serius mempersiapkan produk yang akan kami presentasikan di SI Camp Asia. Tak hanya persiapan produk, tapi juga akomodasi dan transportasi. Maklum, karena jumlah tim kami berdelapan, kami pun montang manting nyari penginapan yang terjangkau mengingat Singapura adalah salah satu negara dengan biaya hidup yang mahal.

Saya ditunjuk untuk mengurusi masalah penginapan ini. Awalnya saya kepikiran mau sewa apartemen yang muat berdelapan, tapi setelah cari-cari di Airbnb ternyata lumayan susah cari apartemen yang bisa ditempati oleh banyak orang, rata-rata maksimal 6 orang. Setelah tidak menemukan apartemen yang sesuai dengan kebutuhan, maka saya ganti nyari hostel yang murah. Beruntung, saat itu sedang ada promo dari Booking.com untuk kamar family room yang muat 4 bed per kamar. Karena harga yang ditawarkan lumayan murah saya pun langsung booking 2 kamar. Waktu itu bookingnya pas lagi di dalam kereta saat perjalanan menuju Jakarta. Maklum trauma kehabisan kamar pas diskon masih ada hehe.

Selesai urusan akomodasi, selanjutnya masalah transportasi. Jalur penerbangan Jogja-Singapura lumayan ramai sehingga harga tiket pun cukup terjangkau. Keberuntungan kami masih berlanjut karena pada waktu itu sedang ada promo dari tigerair untuk keberangkatan dan dari airasia untuk tiket pulang. Total tiket PP Jogja-Singapura sekitar  700rb-an. Cukup murah untuk hitungan booking dalam waktu kurang dari sebulan.

Akomodasi dan Transprotasi beres. Ternyata masih ada biaya yang harus dikeluarkan, yaitu bayar biaya selama kegiatan. Karena harga yang harus dibayar tidak murah dan kami akan berangkat berdelapan, kami pun bernegosiasi dengan Andrew  selaku penyelenggara. Ternyata Andrew baik dan kami diberi keringanan untuk bayar cukup 4 orang saja. Rasanya seperti mestakung #halah.

Setelah segala persiapan kita lakukan, tibalah hari keberangkatan. Sumpah saya gak akan lupa betapa hecticnya hari itu karena sebelum berangkat saya sudah harus mengumpulkan naskah skripsi dan menyelesaikan administrasi untuk pengajuan ujian pendadaran. Setelah wira-wiri kesana kemari dan dibantu oleh Laila, saya pun berhasil mengumpulkan naskah ujian tersebut tepat 2 jam sebelum keberangkatan. Dengan kondisi masih agak ngos-ngosan saya langsung ke bandara nyusul temen-temen yang sudah nunggu di sana.

Kedatangan

Singkat cerita, kami tiba di terminal 2 bandara Changi, malam hari sekitar jam 8 malam waktu Singapura. Jadi karena kita pengen hemat, makanya kita merencanakan malam pertama nginep di Changi. Ini kali ketiga saya ke Singapura dan rasanya bandara ini tetep aja nyaman banget, wajar jika Changi merupakan bandara terbaik di dunia saat ini. Setelah sholat dan  istirahat sejenak, kami mencari makan malam. Banyak pilihan menu yang tersedia di foodcourt Changi yang terletak di lantai 2. Seperti biasa, menu andalan kalau ke Singapura ya nasi lemak yang murah meriah dan halal. Setelah kenyang, kami lanjut untuk nonton di movie theatre yang ada di dalam bandara. Keren emang di dalam bandara ada semacam bioskop mini gitu. Selain movie theatre ada banyak fasilitas keren di Changi seperti kursi pijet gratis, koneksi internet sat set bat bet dan fasilitas hiburan lain, pokoknya top markotop. Malam itu kami istirahat dengan nyaman di Changi.

Pagi-pagi kami cari sarapan, kali ini nyobain kantin karyawan Changi yang terletak di luar. Kenapa kantin karyawan? karena murah #AnakKosHore. iya, di Changi ini ada kantin karyawan di mana pengunjung juga bisa makan di sini, letaknya ada di gedung sebelah terminal 2, pokoknya keluar lewat pintu utama trus belok kiri lurus terus, nanti ada parkiran trus belok kanan masuk lift naik ke lantai 2. Kantinnya ada di atas tangga. Di kantin ini lagi-lagi pesennya tetep nasi lemak.

Selesai sarapan kami pun menuju hostel. Nama hostelnya Mercury Backpackers Hostel. Hostel ini sangat recommended karena dekat dengan stasiun MRT Lavender dan dekat dengan halte bis. Ada kejadian lucu saat kami check in di sini. Waktu itu petugas resepsionis bilang kalo kami suruh bayar S$288, harga tersebut adalah setengah dari jumlah yang seharusnya kami bayar. Awalnya kami iyain aja dan dalam hati bersorak bahagia, siapa tau emang lagi ada diskon. Tapi ternyata petugas resepsionis salah baca, karena bookingnya 2 kamar, dikira cuma satu kamar #ndakjadihore. Setelah naruh barang dan mandi, kami pun bersiap ke lokasi acara di Plug-In@Blk 71.

Acara Camp

Nganu, lokasi acara ternyata lumayan jauh dari hostel tempat kami menginap. Butuh waktu sekitas 30 menit naik MRT untuk mencapai lokasi tersebut. Setelah sempat bingung mencari lokasi acara, kami pun menemukan dan baru paham kalo Blk itu singkatan dari Block bahaha. Okek, sampe di lokasi kami registrasi dan ternyata di sana sudah banyak tim lain, termasuk tim dari Indonesia yaitu Desa Deso, Claps dan Migrant Indonesia.

Sekitar jam 7 malem acara pun dimulai dengan dibuka oleh Andrew (SI Camp Asia), Kevin (Eden Institute) dan Marc (UNDP). Saya kira acara malam itu akan membosankan seperti acara pembukaan pada umumnya. Ternyata tebakan saya salah. Setelah pembukaan, sesi dimulai dengan perkenalan yang dipandu oleh Tyler (Unreasonable Institute). Nah bagian ini yang menurut saya paling seru. Jadi kita diharuskan berpasangan dengan orang lain yang belum kita kenal. Selama sekitar 30 menit kami diharuskan untuk ngobrol tentang topik-topik tertentu. Ini epic banget karena saya kebetulan dapet partner dari Filipina. Dia cewek, namanya susah diucapin, yang jelas panggilannya Adi juga. Banyak topik yang kami obrolkan mulai dari orang yang pengen diajak dinner sampai hal-hal personal tentang kehidupan. Pokoknya seru banget pas sesi itu. Jam 10 acara hari pertama selesai dan dilanjutkan dengan acara dance. Tapi berhubung temen-temen dari Aidnesia udah kecapekan maka kami memutuskan untuk langsung balik ke hostel

Acara hari kedua dan ketiga banyak diisi dengan materi tentang bisnis dan pitching. Dari pagi sampe malem kami berlatih pitching, pitching dan pitching, sampe Laila mukanya kusut :)). Hari kedua itu yang epic karena ternyata kami kedatangan tamu. Ada banyak mentor yang datang dari berbagai latar belakang, yang jelas mereka semua keren. Masing-masing tim harus melakukan elevator pitch ke tiap mentor, ini juga menurut saya sesi yang epic. Setelah elevator pitch, kegiatan dilanjutkan dengan sesi mentoring. Beruntung dalam kesempatan tersebut kami dapat mentor yang nyambung dan ngasih beberapa ide dan masukan yang sangat bagus.

Acara hari ketiga… Di hari ketiga ini, saya bolos gak ikut acara pagi karena malamnya lembur nyiapin materi pitching bareng Laila. Karena itung-itungan waktu yang mepet, kami memutuskan langsung menuju ke DBS Auditorium, tempat presentasi akhir dan gak ke Plug-In@Blk71 dulu. Gedung DBS ini keren, gedhe banget tapi toiletnya mbingungi (ini beneran, kalo ga percaya coba buktiin cari toiletnya). Di sana, masing-masing tim kembali menyampaikan presentasi tentang produk yang mereka kembangkan. Sumpah, semua presentasi dari tim yang ikut keren banget! Setelah presentasi selesai, dilanjutkan dengan sesi networking. Di acara tersebut banyak tamu yang hadir baik dari UNDP maupun dari beberapa expert.

Hooolaaaaa, rangkaian acara SI Camp Asia pun selesai. Setelah acara, malam itu kami habiskan dengan jalan-jalan di sekitar Marina Bay dan foto dengan latar belakang Merlion biar sah ke Singapura. Malam itu saya kalap karena lapar dan makan habis banyak banget di salah satu tempat makan cepat saji di daerah Bugis.

Okek, hari keempat agendanya adalah… Jalan-jalan. Agar kunjungan ke Singapura semakin sah, maka kami pun mengunjungi Resort World Sentosa. Sebagai traveller yang hemat, kami pun milih naik bis yang murah. Tiket bis dari Vevo City (halte terakhir sebelum RWS) ke Resort World Sentosa adalah S$2, lumayan murah daripada harus jalan kaki seperti yang saya lakukan dulu lewat Broadway Walk yang panjangnya sekitar 1 km dan ternyata bayar tiket masuk S$1. Di Sentosa kita ndak masuk ke Universal Studio karena tiketnya mahal . Kamipun hanya melakukan ritual wajib kalo ke Sentosa, apalagi kalo bukan foto di depan USS. Setelah jalan-jalan ndak jelas kami memutuskan balik kembali ke kota #halah. Pulang dari Sentosa, selanjutnya kami nganter emak-emak  anggota tim cewek yang-katanya-mau-shopping di Orchard. Walaupun dulu udah pernah ke Orchard, tapi tetep aja saya masih bingung kalo harus muter-muter keliling mall di sini yang mbingungi. Malam tiba, rombongan misah, katanya ada yang mau ke Chinatown dulu, biasa beli oleh-oleh yang-pasti-ada-gantungan-kunci-sepuluhdolar-dapet-tigapuluh itu :))

Pulang

Kami pun janjian ketemu di hostel. Setelah packing dengan tas yang makin membesar, malam itu kami checkout dan memutuskan untuk nginep di bandara lagi biar hemat. Sayang sekali, terminal 1 tempat pesawat kami berangkat tak sebesar terminal 2. Karena waktu itu kondisi sudah malam, kita ndak bisa masuk untuk check in dan menikmati fasilitas enak-enak di dalem. Terpaksa malam itu kami nginep dalam kondisi ndlosor di bandara yang dinginnya ndak nyante itu. Lumayan, nambah pengalaman nginep di bandara yang makin banyak setelah tahun lalu saya juga nginep di bandara Ngurah Rai. Okek, pagi itu 2 Desember cuaca Singapur cukup bersahabat. Setelah sempat hectic karena salah check in, kami pun bisa masuk. Tapi saya masih dongkol sama petugas di sana. Pas lewat pemeriksaan fi-scan, parfum saya yang isinya kurang dari 100ml itu disuruh buang, padahal kan sayang, huiks.

Err… setelah menunggu sekitas 20 menitan, pesawat pun boarding. Dalam perjalanan pulang saya sudah sangat ngidam indomie telor. Sesampainya di Jogja, kami disambut hujan yang lumayan deras, alhasil sore itu sangat sempurna dengan semangkok indomie telor khas burjo yang-tidak-bakal-ditemukan-di-Singapura.

Sekian cerita tentang pengalaman saya ikut SI Camp Asia sekalian jalan-jalan di Singapura. Pokoknya terimakasih tim Aidnesia (Banu, Rizky, Rio, Nova, Laila, Reni, Beni, Mas Fafa), kalian keren. Semoga tahun ini kita bisa menyelesaikan produk kita ini agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan siapa tau tahun ini kita jalan-jalan lagi #ihik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *